Astra dan ITS Gelar Literasi Finansial Mahasiswa Soal Cara Kelola Keuangan

SURABAYA – Tingginya minat mahasiswa terhadap literasi keuangan mendorong PT Asuransi Astra Buana untuk menghelat Edukasi Literasi Keuangan. Kegiatan ini sekaligus bentuk tanggung jawab sosial Astra terhadap bidang pendidikan. Bertempat di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), acara ini diberlangsung pada Kamis (19/4).

Senior Branch Manager PT Asuransi Astra Buana, Haris Halim menjelaskan, hasil survei menunjukkan bahwa 95 persen mahasiswa ITS memiliki minat yang tinggi dalam hal wiraswasta, karir dan kerjasambilan. Namun minat kerja saja tidaklah cukup, mahasiswa perlu memiliki softskill yang menunjang kemampuannya dalam mengelola uang.

Berangkat dari hal tersebut, Astra hadir untuk memberikan pencerdasan tentang tata cara pengelolaan uang yang baik. “Besarnya minat mahasiswa mendorong kami mengadakan edukasi literasi keuangan di ITS,” tambahnya.

Haris menambahkan Astra memiliki empat pilar yaitu lingkungan hidup, pengembangan sosial kemasyarakatan, ketenagakerjaan dan tanggung jawab produk. “Edukasi literasi ini merupakan bentuk penerapan pilar pengembangan sosial dan kemasyarakatan di bidang pendidikan,” ujarnya.

Sebagai pembicara, Inggid Mawarsih Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menuturkan, kegiatan yang diinisiasi oleh Astra ini sangat berguna untuk meningkatkan angka literasi keuangan Indonesia. Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan masyarakat Indonesia tentang penyelenggaraan produk dan jasa keuangan. Pasalnya Pemerintah menargetkan layanan keuangan mencapai target 75 persen di tahun 2019.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini, apalagi untuk mencapai target tersebut kami butuh mahasiswa sebagai booster,” ungkapnya.

Inggid juga memberikan penjelasan terkait pengelolaan keuangan bagi mahasiswa. Menurutnya di usia yang produktif ini, mahasiswa harus mampu melakukan pengelolaan uang. Bentuk pengelolaan itu bisa dengan menabung atau menyisihkan uang yang dimiliki. Kemudian hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menginvestasikan uangnya dengan menjalankan suatu bisnis.

BACA JUGA – Mahasiswa ITS Kunjungi Laboratorium Pesawat hingga Pelabuhan di China

“Yang tidak kalah penting mahasiswa harus memperhatikan pos pengeluaran gaya hidup, apalagi mayoritas uang mereka berasal dari orang tua,” ujarnya.

Di akhir wawancara Inggid berharap, mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan usai mengikuti kegiatan ini. Ia juga berpesan agar pengaplikasiannya bisa dirasakan oleh orang lain. “Akan lebih baik jika dapat disebarkan kepada orang-orang disekitarnya,” tambahnya.

Haris menambahkan, selain mahir mengelola keuangan mahasiswa juga harus mempersiapakan diri untuk menghadapi berbagai hal tak terduga dalam hidup. Ia mengatakan, untuk menangani resiko yang terjadi dan memberikan rasa aman, mahasiswa perlu memiliki asuransi. (Red)

Rumah Pendidikan
About Rumah Pendidikan 552 Articles
RAPIDO adalah Rumah Pendidikan Indonesia. Website ini adalah rumah bagi seluruh masalah pendidikan di Indonesia untuk didialogkan dan didiskusikan. Karenanya website ini bukan hanya media guru dalam mengaspirasikan permasalahannya, akan tetapi media bagi pemegang kebijakan (pemerintah) dalam mengambil setiap kebijakannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.