
Oleh : Lutfiana Putri
Seminar ini diadakan di Ciputra Hall yang berlokasi di Citraland, Surabaya Barat.Tempat ini sengaja di desain khusus untuk presentasi. Tata kursi, pencahayaan, sound system, dan suasananya sudah berkelas dunia. Tempat ini juga sering dipakai untuk pertunjukkan ballet dan drama teatrikal.
Seminar dibuka pukul 9 pagi hingga 11 siang. Ada 2 pemateri dalam seminar ini. Selain Mr. Allan, pemateri pertama yaitu Bapak Marbawi, beliau adalah ketua Asosiasi guru PAI seluruh Indonesia. Mulai dari TK hingga SMA. Organisasi yang beliau pimpin terdiri dari kurang lebih 186 ribu guru PAI se-Indonesia, saat ini beliau mengajar sebagai guru PAI di SMP 280.
Dalam seminar ini, beliau menyuguhkan tema “Kita Guru Pancasila”.Setelah melemparkan sebuah pertanyaan pada penonton, dan beberapa penonton jugaa da yang menjawab dengan gaya mereka masing-masing, Beliau menyimpulkan, “Pancasila adalah konsensus kita bersama. Yang harus diikuti oleh kita semua. Karena ketika kita bicara tentang Indonesia, kita tidak bisa mengatas namakan Agama.Tapi bicara sebagai konsensus adalah Pancasila. Karena pancasila menaungi semua etnik, suku, dalam satu kesatuan yang utuh. Dan kita wajib menanamkan pada anak murid kita”.
Mr. Allan sendiri sangat respek dan kagum terhadap pancasila. Menurut bapak Marbawi, Karena dengan pancasila, Indonesia masih bersatu hingga saat ini.Suriah, yang hanya terdiri 4 suku, kondisinya hancur lebur. Sedangkan Indonesia sendiri tercatat memiliki 473 suku. Tapi masih tetap satu. Hal itu dikarenakan kokohnya pancasila. Namun sayangnya, sejak pasca orde baru hingga sekarang pancasila masih belum terinterpretasikan dengan baik. Siswa jaman sekarang, sudah bosan bila hanya sekedar materi atau teori. Kita sebagai guru, jadilah contoh interpretasi pancasila meski hanya dengan kegiatan sederhana.
BACA JUGA – Menulis Kok Bahagia ?
Dilanjut dengan Mr. Allan, Siapakah Mr. Allan Schneitrz?
Sambutan awal Mr. Allan, beliau mencoba bercakap dengan bahasa Indonesia. Lucunya beliau menyapa dengan ucapan selamat sore. Tentu saja hal itu mengundang tawa penonton dalam ruangan itu. Perawakannya tinggi. Saya saja hanya sedada beliau. Saya tahu itu karena saya sempat bersebelahan dengannya saat orang-orang saling berebut untuk berfoto bersamanya. Dan sayangnya saya tidak mendapatkan foto yang benar-benar bagus. Karena benar-benar ricuh. Sosok Allan Schneitrz adalah sosok pendidik bertaraf dunia. Saat ini beliau adalah Kepala Direktur Operasional di Lifelearn dan Direktur di Asia. Beliau juga pernah menjadi Kepala proyek Dream School (sekolahImpian). Sebuah gerakan merubah budaya pendidikan yang telah digunakan 100.000 guru dan murid di Finlandia.
Tentu ada banyak hal positif yang beliau miliki sehingga mendapatkan perhatian dari negara-negara maupun institusi pendidikan. Menteri pendidikan dari berbagai Negara berkunjung untuk melakukan observasi di kelas Mr. Allan ini.
Beliau menjadi guru sudah 15 tahun di Finlandia. Di tahun 2004, beberapa penelitian menyatakan murid di Finlandia merupakan murid yang paling menderita sedunia. Tiga hal yang menjadi faktor penyebab-nya yaitu, suasana sekolah yang tidak ramah, kesenjangan emosi antara siswa dan guru, dan tidak ada motivasi atau keinginan bersekolah dari siswa itu sendiri. Dan bagi siswa yang menonjol justru dibully. Cara mengajar guru seperti tentara. Sekolah serasa di penjara. Lingkungan-nya suram. Bahkan di waktu istirahat, mereka individual. Diam saja, tak ada aktivitas. Mr. Allan dan timnya mencoba memperbaiki hal-hal tersebut. Ia memulai dengan mengganti kondisi atau posisi bangku di kelas. Yang mulanya hanya satu-satu ia gabung menjadi berkelompok-kelompok. Kondisi kelas harus senyaman mungkin agar siswa juga mudah dalam belajar dan mencari inspirasi. Lingkungan luar sekolah mulai diberi fasilitas yang menimbulkan siswa beraktivitas.
Seiring perkembangan zaman, yang mulanya pembelajaran guru menggunakan papan tulis kapur, lalu beranjak menjadi papan tulis putih (whiteboard) dan yang terbaru menggunakan LCD bahkan smartphone. Beliau menyampaikan bahwa, “Artificial Intelligent and robotics will revolutionize the job market in next 20 years”. 20 tahun ke depan, manusia tak lagi beradu dengan manusia, tapi dengan robot.
Mr. Allan di Surabaya hanya selama 4 hari, sebenarnya ia hanya ingin studi banding dengan pendidikan di Finlandia. Dan hasilnya, pendidikan di Surabaya juga tidak kalah kreatif dengan sekolah di sana. Hanya saja sekolah kreatif tersebut masih sebagian. Belum sepenuhnya. Jadi, agar siswa bahagia, nyaman dan semangat sekolah, harus banyak aktivitas daripada hanya sekedar teori atau materi saja.
Joy of learning
“ the happier students are the more they are able to learn”
“one may say that their and the whole society’s future is now in teacher’s hands”
Be the first to comment