
Oleh: M Arfan Mu’ammar
Salah satu pendidikan yang diselipkan Allah SWT dalam pandemi ini, khususnya bagi orang tua adalah bahwa: Allah SWT ingin menguji fungsi pedagogis orang tua selama di rumah.
Selama ini, banyak orang tua yang memasrahkan pendidikan anak-anaknya ke sekolah. Mereka seakan tidak mau tahu. Orang tua sudah bayar mahal ke sekolah, “anak saya harus jadi pintar” ujar para orang tua. Jika sekolah gagal, maka orang tua dengan mudah menyalahkan sekolah.
Oleh sebab itu, pelaporan guru oleh orang tua murid setiap tahun terus meningkat. Data dari KPAI ada 127 kasus sepanjang tahun 2019 (Januari-Oktober), sebuah data yang cukup memprihatinkan. Padahal guru berlaku seperti itu juga dalam rangka mendidik anak-anak mereka.
Para orang tua berlaku seperti itu kepada guru, dikarenakan mereka beranggapan bahwa uang SPP digunakan untuk membayar guru. Dan guru pun merasa ciut nyalinya, karena mereka sadar betul, bahwa mereka hidup dari uang SPP.
Berbeda dengan kasus di Gontor misalnya, semua SPP santri kembali untuk santri, dalam bentuk sarana dan prasarana. Sedangkan guru digaji dari hasil usaha guru. Guru memiliki banyak unit usaha seperti toko besi, pabrik roti, koperasi guru dan sebagainya. Semua unit itu dikelola oleh guru, dan hasilnya untuk kesejahteraan guru.
Orang tua tidak hanya melahirkan dan memberi makan. Tetapi orang tua juga memiliki fungsi pedagogis bagi anak-anaknya. Fungsi pedagogis di sini bisa mencakup pendidikan jasmani dan rohani.
Fungsi pedagogis orang tua selama ini dianggap mandul atau kurang berperan dalam pendidikan anak. Karena anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah.
Namun, di era pandemi covid-19, semua kegiatan anak-anak dirumahkan, baik kegiatan formal di sekolah, maupun kegiatan non formal di luar sekolah.
Dalam kondisi seperti itu, mau tidak mau. Suka tidak suka, orang tua harus kembali memfungsikan peran pedagogisnya yang selama ini mandul atau kurang berperan.
Ketika aktivitas pembelajaran di sekolah ditiadakan. Maka otomatis rumah menjadi area pembelajaran siswa.
Orang tua yang berprofesi sebagai guru, tentu tidak sulit berperan sebagai guru di rumah. Bagaimana dengan orang tua karier, di masa pandemi seperti mereka tetap saja bekerja, seperti pegawai bank, pekerja kantoran? Padahal anak mereka di rumah, butuh bimbingan dan pendampingan.
Apa mereka mau dititipkan ke pembantu lagi? Lantas kapan Anda punya momentum untuk memfungsikan pedagogis sebagai orang tua?
Selain itu, orang tua yang hanya lulusan SMP dan SMA. Tentu mereka juga kesulitan berperan sebagai guru di rumah.
Pandemi ini, secara umum mengembalikan pendidikan kepada orang tua, memfungsikan kembali peran orang tua dalam mendidik anak, yang selama ini digantikan perannya oleh guru dan pembantu. Walaupun di beberapa kasus, khususnya pada orang tua yang tetap bekerja di saat pandemi, fungsi pedagogis mereka tetap saja tidak bisa berperan.
Tapi setidaknya, dengan adanya pandemi ini, Allah ingin mengembalikan fungsi pedagogis orang tua, yang selama ini tidak atau kurang berfungsi maksimal.
Pada akhirnya, semua kembali kepada masing-masing orang tua, mau memanfaatkan momentum ini, atau tetap saja abai dengan pendidikan anak-anak mereka.