
Oleh : M. Arfan Mu’ammar
Ah itu hanya tori!
Pernyataan itu seringkali terucapkan oleh para penganut pragmatism. Mereka lebih menekankan sesuatu yang memiliki manfaat praktis dari pada berkutat hanya pada teori. Namun, tidak banyak disadari bahwa teori merupakan hasil dari sebuah eksperimen yang panjang. Teori adalah refleksi dari hasil analisis yang tidak singkat. Dari hasil riset dan eksperimen itulah kemudian peneliti atau akademisi menyimpulkan sesuatu yang dikenal dengan Teori.
Teori itu kemudian dianalisis ulang, diimplementasikan dan dikaji kembali. Jika ada ketidaksesuaian (anomali science) maka akan terlahir teori baru (normal science). Jika ada ketidaksesuaian lagi, maka akan kembali anomali science, lantas lahirlah teori baru, dan akan kembali ke normal science, begitu seterusnya. Itulah yang disebut oleh Thomas S Kuhn dengan shifting paradigm. (Lihat Thomas S Kuhn : The Structure of Scientific Revolutions). Tapi jika tidak ada teori yang mampu mematahkan teori sebelumnya, maka ia akan tetap menjadi teori yang baku.
Disamping manusia mempelajari banyak hal, manusia juga mempelajari dirinya sendiri. Berbagai upaya telah dilakukan agar manusia dapat memahami dirinya. Pemahaman tersebut kemudian memunculkan berbagai macam teori tentang manusia hingga berpadu menjadi sebuah disiplin ilmu “psikologi”, yaitu ilmu yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia.
Akan tetapi, ilmu psikologi rupanya belum dapat mengobati kegelisahan manusia terhadap dirinya sendiri. Manusia masih menjadi sebuah subjek yang misterius dan penuh tanda tanya, tidak terpecahkan oleh ilmu pengetahuan, khususnya tentang “cara belajar manusia”. Para ahli kemudian melakukan banyak penelitian terhadap hewan, anak kecil dan berbagai penelitian lain untuk mengungkap cara belajar manusia.
BACA JUGA – Menulis Ala Bermain Sepakbola
Dari upaya-upaya itu, kemudian lahirlah teori-teori belajar melalui para tokoh yang kebanyakan adalah para psikolog (Watson, Maslow, Pavlov, Skinner, Piaget, Vygotsky, Carl Rogers dkk). Dari penelitian dan pengamatan mereka, kemudian ditemukan pengertian dan konsep tentang belajar atau teori belajar.
Dari sekian banyak teori belajar, saya hanya akan mendeskripsikan lima teori belajar yang cukup populer, yaitu : teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar humanistik, teori belajar konstruktivistik dan teori belajar sibernetik.
Bagaimana penjelasan dari masing-masing teori belajar tersebut?
Bersambung…
Be the first to comment