Mbah AS Duryat, Tokoh Pendidikan Muhammadiyah Ngawi Asal Tempurrejo

Oleh : Choirul Mahfud

Mbah AS Duryat adalah salah satu tokoh pendidikan berkemajuan Muhammadiyah dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Beliau tercatat pernah menjabat sebagai wakil ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ngawi.

Sosok Mbah Duryat mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian anak-anak generasi sekarang. Terutama bagi yang belum pernah bertatap muka dan belajar banyak sejarah Muhammadiyah Ngawi. Namun, kiprahnya Mbah Duryat hingga kini masih bisa dirasakan, ditelusuri dan diteladani warga Muhammadiyah di Ngawi dan sekitarnya.

Banyak sekali jasanya bagi perkembangan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan Muhammadiyah Ngawi. Hal itu tidak lepas dari kiprah dan kontribusi Mbah Duryat saat masih menjadi dosen sekaligus ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah di kampus Tempurrejo dan kampus Mantingan Ngawi.

Pada saat yang sama, Mbah Duryat juga banyak berkiprah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Mantingan dan pernah juga terlibat pengembangan madrasah di MAN Madiun. Rasanya, Mbah Duryat tergolong aktivis Muhammadiyah yang gesit dan aktif. Bayangkan saja, jarak Ngawi dan Madiun pada saat itu. Belum seperti sekarang. Semua lebih cepat karena ada jalan tol.

Mbah Duryat semasa menjadi ketua STIT Muhammadiyah terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam mencetak guru-guru agama di lingkungan Kabupaten Ngawi. Tidak hanya untuk menjadi guru PNS di bidang agama di Kementrian Agama dari MI, MTs, MA. Tetapi juga untuk menjadi guru agama SD/ SMP/ SMA di lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Inilah tugas mulia memberikan pelayanan pendidikan di kampus STIT Muhammadiyah.

Pada tahun 2001, Mbah Duryat juga tercatat berhasil merintis sekolah menengah kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 di Mantingan Ngawi. SMK Muhammadiyah 2 Ngawi tersebut juga terus berkemajuan hingga saat ini.

Menariknya lagi, Mbah Duryat yang lahir dari keluarga besar Bani Mangun Wiryo di Desa Tempurrejo, Widodaren, Ngawi ini tumbuh dari keluarga Muhammadiyah. Mbah Duryat dikenal sebagai orang yang mudah bergaul, dermawan, dan murah senyum. Oleh karena itu, Mbah Duryat memiliki banyak relasi dan jaringan pergaulan yang luas. Dari ujung desa sampai kota. Juga dari Surabaya sampai Jakarta.

BACA JUGA – Mahasiswa ITS Sabet Juara Umum di Rumania

Mbah Duryat merupakan sosok bersahaja, rendah hati dan suka membantu. Banyak sekali jasanya dalam mencetak guru andalan. Tidak hanya itu, Mbah Duryat juga mempunyai jiwa dan karakter pejuang pantang menyerah dalam membantu mengembangkan pendidikan Muhammadiyah di Tempurrejo dan Mantingan. Terutama, jasanya membantu agar para guru-guru Muhammadiyah mau melanjutkan kuliah program sarjana bidang pendidikan agama Islam di STIT Muhammadiyah. Setelah lulus pun, tidak sedikit yang dibantu bisa mengabdikan diri di berbagai sekolah dan madrasah di kawasan Kabupaten Ngawi.

Bahkan, Mbah Duryat berikhtiar mengajak dan mendorong agar para guru dan dosen di lingkungan amal usaha pendidikan Muhammadiyah Ngawi untuk melanjutkan kuliah di jenjang program pascasarjana S2 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mbah Duryat sendiri juga memberi teladan dengan melanjutkan kuliah S2 di UMM hingga lulus diwisuda.

Tidak hanya itu, Mbah Duryat juga berupaya mencarikan solusi beasiswa untuk bisa kuliah di STIT Muhammadiyah bagi para guru madrasah. Luar biasa ikhtiarnya. Sebuah inisiatif yang patut diapresiasi. Meskipun waktu itu usia sudah tidak lagi muda, Mbah Duryat tetap bertekad untuk berjuang keras membantu siapasaja para guru, dan keluarga Muhammadiyah yang ingin mengembangkan dirinya dengan melanjutkan kuliah di STIT Muhammadiyah.

Usaha Mbah Duryat termasuk berhasil. Karena waktu itu, saya sendiri pernah diajak ikut mengawal dan mengantar Mbah Duryat ke kantor Gubernuran Jawa Timur di Surabaya. Keperluannya tidak lain adalah untuk progress report program beasiswa program sarjana untuk guru madrasah di STIT Muhammadiyah Tempurrejo.

Sejak dari dulu, nampaknya Mbah Duryat termasuk pimpinan Muhammadiyah yang tidak segan dan tidak suka mempersulit serta tidak mempermasalahkan banyaknya pembayaran SPP kuliah yang tertunda. Khususnya dari warga atau keluarga Muhammadiyah yang kuliah di perguruan STIT Muhammadiyah pada saat itu. Hal itu, tentu menjadi sesuatu yang meringankan beban murid/ mahasiswa dan orangtuanya. Tentu menjadi amal baiknya yang akan diingat banyak orang yang pernah dibantunya.

Kini, Mbah AS Duryat semakin menua karena usia. Beliau sekarang tinggal di Tambakboyo, Mantingan, Ngawi. Mari kita semua saling mendoakan agar Mbah Duryat sekeluarga diberi kesehatan yang prima. Keluarganya semua bahagia. Beliau tentu juga lebih bahagia melihat semuanya banyak yang sudah sukses dan bermanfaat karena ilmu yang diperoleh semasa kuliah di STIT Muhammadiyah.

Seperti tokoh Muhammadiyah lainnya, Mbah Duryat juga berpesan kepada kita semua untuk selalu teruskan perjuangan Muhammadiyah. Bila sukses, jangan lupa kembali untuk Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tercinta.[]

Rumah Pendidikan
About Rumah Pendidikan 536 Articles
RAPIDO adalah Rumah Pendidikan Indonesia. Website ini adalah rumah bagi seluruh masalah pendidikan di Indonesia untuk didialogkan dan didiskusikan. Karenanya website ini bukan hanya media guru dalam mengaspirasikan permasalahannya, akan tetapi media bagi pemegang kebijakan (pemerintah) dalam mengambil setiap kebijakannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.