Menggugah Kesadaran

Oleh : Charis Hidayat

Menggerakkan mahasiswa untuk dapat melakukan sesuatu lebih dari yang diinginkan oleh pimpinan sebuah institusi ternyata memang tidaklah mudah, diperlukan kerja keras agar para mahasiswa dapat sadar betul dengan status kemahasiswaanya sebagai agent of change (agen perubahan).

Kesulitan yang banyak dialami oleh hampir setiap institusi saat ingin mengajak lari lebih cepat mahasiswanya menuju perubahan, yakni input mahasiswanya yang heterogen. bagai dua sisi mata uang input mahasiswa yang beragam ini tentunya bagi beberapa orang menjadi sebuah kelebihan tersendiri, namun tidak bagi sebagian lainya.

Heteroginitas mahasiswa ini juga dapat dijadikan alasan saat sebuah institusi dituntut untuk berbuat lebih, maka akan mengalami kebuntuan saat partisipasi yang dimunculkan mahasiswa cenderung sedikit atau jikalau ada partisipasi, hanya pada mahasiswa tertentu.

Keterlibatam mahasiswa pada kegiatan-kegiatan akademik yang direncakan oleh sebuah institusi idealnya memang harus diikuti juga oleh mahasiswanya, sehingga tidak ada ketimpangan antara keinginan dan pemenuhan kebutuhan akademik.

Selain heteroginitas input mahasiswa, ada hal lain lagi yang menjadi momok yaitu kesadaran akademik para mahasiswa, persepsi mahasiswa bahwa kegiatan akademik hanya berkutat pada saat perkuliahan, pengerjaan tugas kuliah dan sebagainya itu sepertinya harus segera diluruskan. bahwa kegiatan perkuliahan itu semua juga harus ditunjang dengan kegiatan lain diluar perkuliahan. seperti mengikuti kegiatan organisasi, turut terlibat pada acara-acara kampus, serta aktif pula pada kegiatan pengabdian masyarakat.

Yang terjadi saat ini justru tumpang tindih banyak dari mahasiswa yang tidak mengerti atau sudah mengerti tetapi acuh terhadap seluruh kegiatan akademik atau non akademik. Kesadaran yang rendah inilah akhirnya menyebabkan kecenderungan mahasiswa untuk lebih memilih pada zona rutinitas harianya sendiri-sendiri. Bahkan banyak pula yang bersembunyi dibalik kesibukan harianya untuk tidak mengikuti segala kegiatan akademik yang ada dikampus.

Berdasar fenomena diatas, tampaknya perlu beberapa terobosan baru berkaitan dengan upaya menarik minat para mahasiswa untuk lebih peduli kembali kepada kegiatan-kegiatan kampus. terobosan baru itu biasanya akan menjadi shock therapy tersendiri bagi mahasiswa sehingga mau tidak mau memaksa mereka untuk melakukan dan mengikuti kegiatan yang ada, dengan konsekuensi logis jika mereka tidak mengikuti atau tidak melakukan kegiatan dan suatu program maka akan berdampak pada status kemahasiswaanya.

Terobosan baru itu umumnya akan dapat berjalan lancar saat dibarengi dengan kebijakan pimpinan, kebijakan pimpinan sebagai gaya gedor, dan terobosan baru sebagai eksekutor untuk menangani mahasiswa yang memiliki permasalahan pada rendahnya partisipasi terhadap kegiatan akademik kampus.

Memberikan contoh yang baik, dapat juga dijadikan alternatif terobosan untuk menggerakkan mahasiswa. saat pimpinan dan dosen-dosen memberikan contoh untuk menulis maka idealnya mahasiswa akan termotivasi juga untuk menulis, saat mahasiswa berada di kondisi seperti ini maka secara tidak sadar mahasiswa akan dimudahkan untuk menggali potensi yang berada pada dirinya.

Pimpinan dan dosen bukan saja memberikan penugasan-penugasan yang bersifat akademik semata, namun juga harus memberikan contoh-contoh non akademik lainya. perpaduan antara memberikan contoh baik dengan penugasan-penugasan terhadap mahasiswa akan menepis anggapan bahwa dosen atau pimpinan hanya bisa bertutur saja tetapi tidak melaksanakan. selain itu juga dengan memberikan suri tauladan yang baik pula mahasiswa akan merasa dilibatkan untuk senantiasa bekerjasama dengan pimpinan dan dosen. Dalam rangka mesukseskan seluruh kegiatan yang berada dibawah naungan fakultas dan universitas.

Baca Juga – CALISTUNG : Kapan Diajarkan ?

Rumah Pendidikan
About Rumah Pendidikan 546 Articles
RAPIDO adalah Rumah Pendidikan Indonesia. Website ini adalah rumah bagi seluruh masalah pendidikan di Indonesia untuk didialogkan dan didiskusikan. Karenanya website ini bukan hanya media guru dalam mengaspirasikan permasalahannya, akan tetapi media bagi pemegang kebijakan (pemerintah) dalam mengambil setiap kebijakannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.