Menulis Sepanjang Hayat

Oleh : Charis Hidayat

Pernah mendapati orang selalu menulis setiap hari ?, Jika pernah, apakah mereka tidak capek menulis ?, bukankah menulis itu melelahkan !!

Pernahkah anda tidak makan dalam sehari ?, jika pernah, apa yang dirasakan saat tidak konsumsi makanan dalam sehari ?, Lemas dan Lapar tentunya.

Begitulah menulis, perumpamaanya sama seperti mengkonsumsi makanan. Umumnya seseorang makan 3 kali dalam sehari, agar energi tetap terjaga sepanjang masa. Menulis juga demikian, bagi orang-orang hyper writer menulis sudah menjadi konsumsi harian. Yang jika tidak mengerjakanya, sehari saja, tubuhnya akan merasa lemas dan tidak bergairah. Bagaimana bisa menulis layaknya mengkonsumsi makanan, seolah kegiatan menulis sudah menjadi kebiasaan tak terlewatkan, sangat menyesal jika ditinggalkan.

Bukan tidak mungkin membiasakan menulis bagi semua orang, semuanya tentu perlu latihan serta pemahaman. Menumbuhkan kebiasaan menulis memang susah-susah gampang, susah kalau tidak dikerjakan, dan gampang jika sudah dilaksanakan. Jika merujuk pada buku karangan Chris Fox berjudul Lifelong Writing Habit dijelaskan bahwa, Habit atau kebiasaan itu memiliki 3 anatomi utama yaitu 1. The Triger (Pemantik) 2. The Routine (Rutinitas) dan 3. The Reward (hadiah/penghargaan). Masing-masing anatomi tersebut memiliki peran yang berbeda-beda satu sama lain, layaknya sebuah sebuah program dalam komputer, semuanya menjadi satu sistem yang mendukung satu sama lain.

Sejalan dengan apa yang dikemukakan dalam Iceberg Theory (Teori Gunung Es) karya Sigmund Freud, bahwa pada sebuah gunung es biasanya bagian yang tampak kecil hanya atasnya saja, sedangkan semakin kebawah yang tidak tampak justru semakin besar. Menulis juga seperti itu, mungkin yang tampak hanya tulisan-tulisan biasa saja, tulisan hasil kegiatan sehari-hari ataupun tulisan reflektif lainya. Memang terlihat kecil dan sepele, judul tulisanya pun terkadang tidak mencerminkan isinya.

Tak jarang pula karena hanya bagian kecil, tulisan pun enggan dibaca, atau bahkan malu tidak mau mempublikasikanya. Semua itu hanya bagian-bagian kecil yang ditampakkan pada permukaan, banyak orang tidak menyadari bahwa ada bagian terbesar yang tersembunyi didalamnya. Bagian terbesar itu hanya dapat dilihat oleh mereka yang gigih berjuang membangun kebiasaan diluar keseharianya. Akan semakin tampak besar, jika kegiatan baik itu menjadi bagian dari kehidupan pribadinya. Jika demikian sudah tidak ada yang susah bukan membiasakan diri menulis ?,

Dalam membiasakan diri agar menulis, perlu adanya pemantik atau daya letup penggerak agar seseorang mau melakukan sesuatu. Pemantik ini dapat diperoleh dari berbagai macam hal, mungkin saja berasal langsung dari dalam diri (internal), atau juga berasal dari lingkungan (eksternal). Idealnya memang kedua hal tersebut harus dipertemukan secara bersama-sama, keinginan kuat dari diri sendiri ditambah dorongan dari luar akan membuat pemantik menghasilkan daya letup yang cukup keras. Proses pencarian pemantik ini juga perlu waktu yang panjang, butuh kesabaran serta kerja keras untuk menemukanya. Jadi, sering-sering saja bergaul dengan dunia yang bukan dunianya, siapa tahu dari situlah justru pintu masuknya.

Jika pemantik sudah berada ditangan, maka selanjutnya pembiasaan diri akan dengan mudah diwujudkan. Tentunya pembiasaan diri yang baik seperti membaca dan menulis, pemantik ini harus terus dijaga kelestarian serta konsistensinya. Rutinitas, jadikanlah pemantik tersebut bagian dari aktivitas harian yang tidak boleh dilewatkan. Jika mengkonsumsi makanan merupakan rutinitas wajib harian, maka menulispun begitu adanya.

Terus dan terus lakukan setiap hari, ibarat dalam suatu waktu mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai selera, telan saja walau hanya sesuap. Jangan pernah sekali-kali untuk meninggalkan rutinitas, sebab itu akan berdampak pada proses pembangunan kebiasaan baru.

Perlu diketahui bahwa Habit atau kebiasaan itu tidak semuanya baik, kebiasaan mengkonsumsi makanan berlebih itu tidak baik, sama tidak baiknya juga dengan kebiasaan untuk tidak menulis. Siapa tahan berlama-lama mengetik tulisan di depan komputer atau laptop, jangankan 15 menit, 5 menit saja terasa lama sekali, terlebih jika tidak ada ide untuk dituliskan.

Yakinlah bahwa Reward (hadiah/penghargaan) sesungguhnya bukan karena berapa banyak rupiah dan sanjungan yang didapatkan, melainkan keberhasilan membiasakan diri konsisten menghasilkan karya tulisan, itulah reward sebenarnya. Menulislah walau hanya satu kata.

Rumah Pendidikan
About Rumah Pendidikan 536 Articles
RAPIDO adalah Rumah Pendidikan Indonesia. Website ini adalah rumah bagi seluruh masalah pendidikan di Indonesia untuk didialogkan dan didiskusikan. Karenanya website ini bukan hanya media guru dalam mengaspirasikan permasalahannya, akan tetapi media bagi pemegang kebijakan (pemerintah) dalam mengambil setiap kebijakannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.