
Oleh : Charis Hidayat
Jika menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan, maka menerbitkan buku menjadi keharusan. Satu demi satu tulisan yang sudah dikumpulkan, akan dengan mudah dijadikan buku. Trik One Day One Post (ODOP) merupakan target realistis, untuk mendukung terbitnya satu buku setiap tahun. Anggap saja dalam satu bulan, ada 30 Hari, 30 Tulisan. Maka jika dalam 1 Tahun ada 356 Hari, berarti sudah 356 tulisan. Tidak terlalu berat, dan tak membebankan. Seseorang cukup didepan laptop sekira 15 menit, mencurahkan semua idenya. Hanya diperlukan keistiqomahan dalam menulis, menulis apapun asal diri senang dan membebaskan.
Selain trik ODOP, Persuasive Writing bisa juga digunakan oleh penulis untuk membuat tulisan, trik ini lebih menekankan pada sisi pembaca sebagai penikmat tulisan. Sehingga, penulis bukan lagi sekedar menghasilkan banyak tulisan, tetapi juga harus lebih peduli dengan pembaca.
Lindsay Camp dalam Bukunya Can I Change Your Mind menjelaskan, bahwa dalam membuat sebuah tulisan, seyogyanya seorang penulis memperhatikan 3R atau yang biasa disebut dengan “Remember The Reader and The Result” (Perhatikan Pembaca dan Hasil Yang Diinginkan). Lindsay menekankan bahwa membuat sebuah tulisan merupakan sebuah cara dalam persuasive writing, dimana seorang penulis dituntut untuk dapat memperhatikan siapa pembacanya ?, dan apa hasil yang ingin dicapai setelah membaca tulisan/bukunya ?.
Dari beberapa pengamatan, para penulis seringkali mengabaikan, tak banyak pembaca yang benar membaca tulisan. Ada trik sederhana bagi penulis untuk dapat mengukur tingkat keterbacaan akan tulisan yang dihasilkan. Cobalah melakukan survei sederhana dengan membagikan beberapa pertanyaan, seperti 1. Apakah pembaca membaca seluruh isi tulisan dari awal hingga akhir ?, Apakah pembaca membaca kata perkata dari setiap tulisan ?, Atau apakah pembaca percaya atu tidak dengan tulisan yang dihasilkan ?. Karena ada sebuah pepatah mengatakan “Bad writers worry about whether the reader will understand them. Good ones are more concerned about how well they understand the reader”. (Penulis yang buruk selalu khawatir akankah pembaca memahami setiap tulisanya, yang terbaik adalah seberapa peduli mereka memahami pembacanya).
Jika disimpulkan, ada beberapa karakter sebagian besar pembaca, yang harus diketahui oleh penulis, Diantaranya adalah :
1. Ketahuilah bahwa banyak dari pembaca tidak membaca tulisan dari awal hingga akhir.
2. Pembaca selalu membaca kata-kata kunci dari setiap paragraf.
3. Pembaca bukanlah orang yang bodoh. Jika mereka merasakan manfaat dari tulisan, akan membacanya hingga tuntas.
Cukup sulit memang, menempatkan diri seorang penulis untuk memahami pembacanya. Bagi penulis Persuasive writing, benar-benar mengharuskan mereka memperhatikan detail keadaan pembacanya, mulai dari dimanakah seorang pembaca membaca tulisan ?, Kapan pembaca membaca tulisan, hingga kenapa pembaca harus membaca tulisanya?. Pertanyaan-pertanyaan mendasar dari sisi pembaca tersebut, harusnya dapat ditangkap dengan baik oleh penulis, sehingga penulis merasa perlu meramu tulisan, hingga dapat memenuhi harapan serta memberikan manfaat bagi pembacanya.
Mengutip sebuah ucapan anonim “Because if you don’t know what you are trying to achieve in a piece of writing, it’s impossible to judge how far you have succeeded” (Karena jika tidak tahu apa yang ingin dicapai dalam sebuah tulisan, tidak mungkin menilai seberapa berhasil tulisan yang dihasilkan). Sesungguhnya dalam persuasive writing hasil akhir yang ingin didapatkan adalah apa yang akan terjadi setelah membaca tulisan. Bagaimana pembaca kemudian berpikir, merasakan dan atau berperilaku setelah selesai membaca. Pengaruh yang diakibatkan dari tulisan yang dibacanya, bisa saja terlihat seketika itu juga, beberapa saat kemudian, atau setelah selang waktu bertahun-tahun lamanya.
Karena pada hakikatnya “Good persuasive writers don’t tell their readers what to think or feel; they say something that makes their readers feel or think it for themselves”(Penulis persuasif yang baik tidak pernah memberi tahu pembaca, apa yang harus dipikirkan atau dirasakan, Mereka mengatakan sesuatu yang membuat pembaca merasa atau memikirkannya sendiri). Tentunya setiap tulisan yang dihasilkan, pasti akan mendapatkan respon positif dan negatif dari pembacanya, semuanya itu harus dipahami bersama-sama. Bahwa menulis dengan trik dan pendekatan apapun semua bertujuan sama, yaitu membumikan gagasan untuk kebaikan sesama demi kemajuan peradaban manusia. Maka menulislah walau hanya satu kata.
Be the first to comment