Tiga Model Orang Ber-Muhammadiyah Menurut Rektor UMSurabaya

Oleh: Dr. Sholikhul Huda, M.Phil.I ( Kepala PPAIK UMSurabaya)

Surabaya – Tulisan ini disaring oleh penulis dari pemikiran Rektor UMSurabaya ( Dr.dr.Sukadiono, MM) Pada saat pembinaan ideologi dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMSurabaya pada 26 Februari 2020 bertmpat di ruang rapat lt 12 At Tauhid Tower UMSurabaya yang diikuti oleh semua dosen FAI.

Menurut Dr. dr. Sukadiono, ada tiga model orang bermuhammadiyah atau yang bekerja di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Muhammadiyah yaitu:

Pertama model Biogenetis, yaitu model bermuhammadiyah atau bekerja di AUM yang hanya untuk bekerja mencari maisyah saja.
Karakter bermuhammadiyah model ini biasaya lemah ideologi dan susah untuk diajak berjuangan di persyarikatan Muhammadiyah biasa banyak alasan tidak mau diajak aktif di kegiatan dakwah muhammadiyah semisal ngaji atau aktif di PRM, PCM, PDM. Mereka hanya bekerja secara proporsional dan profesional sesuai tupoksi yang diembanya.

Baca Juga : ITS Siap Gencarkan Hilirisasi Produk Riset Inovasi

Kedua model Sosiogenetis, yaitu model bermuhammadiyah atau bekerja di AUM yang hanya menjadikan Muhammadiyah atau AUM sebagai lonjatan karir yang lebih tinggi ditempat lain. Bermuhammadiyah model ini biasaya memahami dan memperlakukan Muhammadiyah secara pragmatis dan oportunis. Artinya selama muhammadiyah memberi untung secara materjal maka diakan didepan aktif, tetapi jika tidak ada keuntungan material cenderung menghindar tidak mau, artinya selalu dihitung untung rugi bagi karirnya. Kalau dirasa di Muhammadiyah tidak menguntungkan dan di luar Muhammadiyah lebih menguntungkan bagi karirnya maka dia langsung pindah, meninggalkan Muhammadiyah.

Ketiga model teogenitis, yaitu model bermuhammadiyah atau AUM sebagai tempat pengabdian kepada Allah dan lahan berdakwah mengembngkan Islam dan Muhammadiyah.
Karakter bermuhammadiyah model ini cenderung tidak berfikir untung rugi dalam bermuhammadiyah. Mereka menyakini bermuhammdiyah adalah tempat untuk mencari pahala dan berdakwah, sehingga cara pandangnya memposisikan muhammadiyah adalah rumahnya, sehingga dia semaksmal mungkin mewakafkan dirinya untuk dakwah muhmmadiyah, sehingga paradigmaya adalah memberi sebanyak-banyaknya untuk perkmbngan Muhammadiyah bukan malah meminta sebayak- banyakny dari Muhammdiyah.
Dan berkeyakinan dengan mengabdi di Muhammadiyah maka Allah akan memperbanyak rezeki dan keberkahan hidup.

Dari ketiga model bermuhammadiyah tersebut hemat penulis tentu pilihan ketiga bermuhammadiyah secara teogenitis menjadi pilihan terbaik sebagai bekal hidup dan mati. Amal jariyah. (Re/ssd)

Rumah Pendidikan
About Rumah Pendidikan 543 Articles
RAPIDO adalah Rumah Pendidikan Indonesia. Website ini adalah rumah bagi seluruh masalah pendidikan di Indonesia untuk didialogkan dan didiskusikan. Karenanya website ini bukan hanya media guru dalam mengaspirasikan permasalahannya, akan tetapi media bagi pemegang kebijakan (pemerintah) dalam mengambil setiap kebijakannya.